Kamis, 04 Oktober 2012

Sepercik Kebanggaan dari Seonggok Prambanan


09 April 2012

Tepat sehari sebelumnya, ini perjalanan terjauhku semenjak satu minggu ini berada di jogja. Akhirnya bisa sampai juga di prambanan. Satu jam setengah perjalanan dengan Trans Jogja. Sayangnya Trans Jogja tidak memiliki jalur khusus. Jadi tidak bisa terhindar dengan yang namanya macet. Sebenarnya sih tidak jauh beda dengan naik bus biasa, bedanya Cuma angkutan ini tidak ada ibuk2 yang membawa sayuran dan segala macam benda dari pasar yang  menimbulkan bau tidak sedap yang bisa bisa membuat semua isi perut ini keluar. Aku tipe orang yang tidak kuat naik bus lama. satu jam di atas bus yang penuh sesak  pun sudah cukup membuat perut ini ingin mengeluarkan semua isinya yang tadi pagi ku makan. Dalam perjalan tadi aku sempat mual, sampai sampai aku berhenti sejenak di halte lain utk mencari udara.


Tapi menyenangkan juga jalan jalan dengan cara seperti ini, cukup dengan bayar 3 ribu kita sudah bisa keliling jogja. Ternyata jogja tidak terlalu besar, baru beberapa saat perjalanan aku sudah sampai saja di kabupaten Sleman, diluar kota jogja. Sebenarnya cukup menyedihkan juga jalan kali ini. selama di perjalan menuju Prambanan aku melihat orang ada yang pergi bersama keluarganya, pergi bersama teman2 dengan di iringan tawa yang membuat ku terkadang iri dengan mereka karena kali ini aku hanya pergi seorang diri. Dan yang paling menyebalkan dan paling membuatku jengkel adalah orang yag pergi bersama pacar nya, enak2 an saja dia mesra2 di tempat di tempat umum, berbegangan diatas bus, berfoto mesra di komplek candi tanpa sadar bahwa diantara foto mereka berdua ada sebuah patung aneh koleksi candi yang menemani mereka berfoto. Dan andaikan saja mereka berbuat hal yang semacam itu di sekitar kampusku pasti mereka susah dimarahi satpam dan di giring masuk ke ruang dekan.


Sesampai di pasar prambanan aku mencoba berjalan kaki menuju komplek candi, sekalian ganti olahraga karna sudah seminggu ini aku nyaris tidak bergerak sedikitpun karna tidak tau mau kemana dan akan pergi sama siapa. Aku menyusuri tepi tepi jalan yang rapi dan bersih di sekitar gerbang selamat datang kabupaten sleman. Di sepanjang jalang di sisi lain jalan raya bisa terlihat lapangan rumpu berwarna hijau yang di penuhi pohon pohon rimbun nyaris tapa sampah sedikitpun. Di balik sela-sela pohon yang menemani rumput rumput hijau mulai terlihat sedikit demi sedikit onggokan batu berwarna abu abu yang terlihat menjulang tinggi dari kejauhan. Dari kejauhan aku mulai memacu langkah untuk bisa sampai ke komplek candi Hindu  tertinggi di Asia tenggara tsb, tapi ternyata komplek candi ini sangat luas. Ketika aku akan akan memasuki gerbangnya aku mulai ngos ngosan dan kaki mulai pegal (inilah efek kalau sudah lama tidak olahraga), mana paginya aku juga belum sarapan.


Untuk mengisi tenaga aku memutuskan utk mencari makan terlebih dahulu, kebetulan diseberang jalan ada orang yang jualan gudeg, Satu porsinya sembilan ribu. Harga gudeg di jogja cukup bervariasi, mulai dari 7000 sampai 40.000 rupiah. Karna gudeg yang kutemukan kali ini cukup murah jadi kuputuskan saja utk menu makan siang ini adalah Gudeg. Gudeg merupakan makanan olahan dari buah nangka yang diolah khusus dengan santan kelapa yang menghasilakan rasa yang unik. Sedikit manis yang dihasilkan dari santan kelapa dan buah nangka yang diiris halus dan sangat lembut. Tampilan nya menyerupai gulai cubadak di padang yang sudah dipanaskan beberapa kali dan beberpa hari karna jumlah nya yang banyak dan tidak ada yang mau memakan. Biasanya gudeg ditemani oleh telur, ayam (biasanya ayam kampung) tahu maupun tempe. Minuman yang menemani makan siangku kali ini adalah Es Dawet. Hampir sama dengan cendol, tapi minuman ini lebih kerasa gula Arenya yang kental, manis, dan segarya yang berasal dari benda hijau hijau lonjong yang berbetuk sperti ulat (aku lupa namanya). Dan..... alahamdulillah , perutku pun akhirnya kenyang da siap utk menelusuri komplek candi parambanan.


Hari ini hari minggu, cukup ramai orang padang libur panjang ini. kawasan wisata candi prambanan ini cukup luas melewati pintu masuk saja aku belum bisa melihat kemegahan candi prambanan itu. Aku harus berjalan cukup jauh utk sampai di loket pembayaran tiket masuk kawasan candi. Aku merogoh kocek 30 ribu utk bisa masuk ke kawasan candi, cukup mahal memang. Tai itu akan terbayar lunas ketika kita memasuki komplek pelataran candi Prambanan. Dar jauh sudah telihat onggokan batu yang menjadi salah satu bukti kecil kejayaan Nusantara di masa lalu.
Inilah yang membuatku bangga menjadi orang indonesia. Kita memiliki nenek moyang yang luar biasa. Komplek  candi prambanan dikelilingi oleh banyak onggokan batu d sekitarya. Konon batu batu itu merupakan bukti kegagalan si pembuat candi yang tidak bisa membuat seribu candi dalam waktu semalam. Menurutcerita yang membangun candi ini adalah para jin awalnya aku tak percaya, tapi setelah kulihat langsung aku mulai berubah pikiran, bagaimana juga manusia pada zaman itu mebuat konstruksi yang nyaris presisi di masa itu.




Memasuki komplek candi utama kita bisa merasakan kembali ke masa lalu. Entah kenapa baru sekarang aku kulai bengga sebagai orang indonesia. Ternyata nenek moyang ku orang yang sangat luar biasa. Kebanggan itu berlanjut ketika aku mulai melihat satu persatu bangunan candi melihat detail arsitekturnya dan melihat detail detail oranamen yang sangat menakjubkan menurutku. Ada satu ornamen menarik menarik menurutku di candi ini, di salah satu ukiranya bisa dilihat bahwa di situ ada ornamen kecil seperti burunug kakatua, sangat jelas dengan jambulnya yang unik. Dan kurasa di ulau jawa tidak ada populasi burung kakatua.
Ada 8 candi utama di komplek ini. candi paling besar tidak bleh di masuki dengan alasan yang tidak aku tau dan di pagar. Di beberapa candi lainya di dalamnya terdapat beberpa patung, salah satu yang menarik adalah salah satu candi memilki patung sapi di dalamnya. Dan entah kenapa setelah memasuki tempat itu bulu kudukku jadi merinding. 


Sempat beberapa tahun lalu jogja di guncang gempa. Dan itu pun berdampak pada bangunan candi yang sudah mulai rapuh. Beberapa terlihat pada bangunan candi yag sudah tida asli lagi. Mungkin saja di gunakan sebagai penyangga keutuhan bangunan candi.




Kemegahan dan kerumitan konstruksi candi prambanan dapat di sekitar bangunan candi utama. Sistem konstruksi bisa di katakan menggunakan sistem engsel yang sangat rumit entah memakai benda apa manusia pada zaman dulu mengukir batu seperti itu. Batu ini di kaitkan satu persatu dengan sistem yang unik ( seperti mainan lego) disusun bagaikan puzle bertingkat yang sangat kokoh.
Ada banyak orang dari berbagai macam budaya datang kesini. Disini juga aku menemukan orang padang lainya selain diriku sejak aku berada di Jogja



Cuma dua jam aku berada di prambanan. Itu pun kuhabiskan dengan berfoto foto ria.

Makna perjalanan kali ini...


Ini lah pertama kali aku bangga sebagai orang indonesia. Nenek moyang kita adalah orang luar biasa. Klo menurut ku tidak ada bandinganya dengan amerika, Eropa, Jepang, China. Apalagi Malaysia. Indonesia mempunyai mempunyai ke unikan tersendiri yang tidak bisa di bandingkan dengan negara lain. Ini satu dari sekian banyak bukti kejayaan bangsa ini. bagaimana jika nantinya aku sudah melihat semua bukti ke unggulan bangsa ini. Sejarah nusantara membuktikan bahwa kita adalah bangsa pejuang. Bangsa yang dari dulu mempunyai karakter yang kuat, pekerja keras, semangat dan pantang menyerah. Bagaimana indonesia mempunyai berbagai macam kerajaan besar yang menguasai wilayah seluas Asia tenggara sekarang dan menjadi bahan tulisan bagi para petualang Eropa. Bagaimana indonesia melawan tekanan dari bangsa Asing selama ratusan tahun. Melepaskan diri dari cekalan bangsa yang ingin merampas harta kekayaan bangsa. Semua itu tidak akan bisa di lakukan oleh bangsa yang tidak punya semangat juang.





Selasa, 25 September 2012

Mahakam 2012

Lagi lagi Idul Fitri kali ini ku lalui tanpa keluarga besar. perjuangan selama lima bulan di Jogja nyaris membuatku di juluki bang toyib, walaupun baru satu kali puasa dan satu kali lebaran tak pulang pulang.  kegiatan praktek kerja lapanganku seharusnya sudah selesai sejak se Bulan yang lalu, tapi entah kenapa sepertinya aku telah jatuh cinta dengan kota yang satu ini, Jogja telah berhasil merebut hatiku. perjalanku kali ini benar-benar syarat akan pelajaran, tidak hanya mengasah Skill yang ku miliki tapi juga mengasah kepekaan ku terhadap bagaimana kehidupan yang sebenarnya. keputusan ku untuk mengambil cuti kuliah pada semester 6 lalu, yang sangat di sayang kan oleh dosen maupun teman sekelasku ternyata sekarang berbuah manis. ya....... hidup cuma sekali, kita perlu mengambil satu tindakan besar, jika kita hendak mengubah kehidup yang selama ini telah menggerogoti kita.

bicara soal lebaran, sebenarnya aku tidak ada rencana khusus untuk mendatangi adekku yang sekarang berada di samarinda. tapi entah kenapa sejak berada di jogja dia selalu saja mendesakku unutk mampir ke Samarinda sebelum aku pulang ke Padang. Di tambah lagi desakan se orang teman yang menyuruhku untuk sedikit mencicipi air sungai mahakam, hmmmm.... seorang teman dekat yang cukup akrab dengan ku. beberapa alasan yang membuatku akhirnya pergi ke samarinda adalah :
 1. Kalimantan salah satu pulau yang belum pernah aku kunjungi
 2. adekku dan beberapa orang saudaraku juga tinggal di samarinda
 3. silaturahmi dengan seorang teman jejaring sosialku 
 4. untuk mengganti suasana (awalnya aku berharap Samarinda jauh lebih sejuk dari pada jogja,
     karna katanya di Kalimantan masih banyak hutanya. lah... ternyata semuanya berbeda ketika aku
     menginjakkan kakiku di Negeri Kutai tersebut).

 
Tepat sehari sebelum lebaran. aku berangkat dari jogja menuju Samarinda. perjalanan kali ini aku tempuh selama 1 jam 45 menit.sedikit gambaran mengenai penampakan dataran kota jogja dari atas langit. kota jogja secara umum merupakan dataran rendah yang dikelilingi perbukitan yang menurutku sudah sangat gundul. perbukitan yang mengililinya antara lain Perbukitan Kulon Progo, Perbukitan Gunung Kidul, Perbukitan Gunung Merapi. dan ditengah tengah diantara perbukitan itulah berdiri sebuah kerajaan yang sampai sekarang masih meninggalkan jejak dan kebudayaan nya di kota Jogja. Kerajaan mataram salah satu kerajaan terbesar di Indonesia (menurutku kerajaan paling besar yang pernah ada di Indonesia) terbukti dengan mampunya kerajaan tersebut bertahan mulai dari zaman Hindu-Budha (Mataram Lama), Zaman Islam (Mataram Baru), dan bahkan sampai sekarang (Kesultanan Jogjakarta yang sekarang). mengingat kejayaan nenek moyang kita zaman dulu hanya akan menyisakan kenangan pahit jika dibandingkan dengan kondisi Nusantara yang sekarang.

Dan... bagaimana dengan kalimantan nantinya. disana pernah berdiri kerajaan pertama yang ada di Indonesia, Kerajaan Kutai Kartanegara. aku tidak berharap akan menemukan sisa2 kerajaan Kutai Di Samarinda maupun di kota lainya di kalimantan nanti. nasibnya pun paling sama dengan nasib2 kerajaan yang dulu pernah mengusai wilayah seluas Asia tenggara sekarang. sebut saja Sriwijaya, di manakah letak peninggalan kerajaan yang sangat besar tersebut. tak satupun di Sumatera Selatan sana terlihat ada sebuah istana ataupun candi yang sangat megah. begitu juga dengan Kesultanan Demak yang sangat berpengaruh bagi perkembangan Islam di pulau jawa. yang menjadi saksi kebesaran kesultanan ini hanyalah sebuah mesjid. kalaupun ada sisa2 peninggalan itupun cum menjadi koleksi museum2 sejarah yang sudah sepi pengunjung.

sekitar jam 5 sore aku sampai di bandara sepinggan Balikpapan. karena saudaraku yang menjemput dari samrinda baru berangkat juga jam 5, alhasil aku terpaksa menunggu seperti orang gila selama 2 jam. untungya aku membawa bekal makanan yang di tawarkan pramugari pesawat yang tak jadi ku makan karena belum waktunya berbuka puasa, dan aku berbka puasa dengan sedikit kesal karena harus menunggu begitu lama. ketika jemputan datang aku mulai menelusuri jalan2 di kota balikpapan dan sekitarnya, berhubung sudah malam aku tidak begitu bisa menikmati sudut sudut kota ini. sesampainya di samarinda aku mulai disambut oleh hamparan luasnya sungai mahakam. ini mugkin sungai terlebar yang pernah ku lihat.

sesampai nya di rumah aku lebih memilih untuk istirahat, 2 jam di bandara sudah cukup membuatku gila. istirahat untuk menyambut hari kemenangan esok paginya.

lebaran pagi itu ku sambut dengan sedikit sedih, kenapa tidak, lagi lagi lebaran tanpa dapat sungkeman dengan kedua orang tua.tapi tak apalah kerinduan ku pada orang tua sudah cukup terobati dengan bertemu dengan adik esok harinya.

pagi harinya ketika ketika sholat ied selesai aku berencana untuk langsung bertemu dengan adikku. eh malah ternyata dia juga sedang pergi jalan2 dengan orang di rumah. akupun baru bisa bertemu dengannya pas malam hari. terlihat dia sedikit gemukan dari biasanya.

dan, tinggal satu orang lagi yang haru aku temui. salah seorang teman yang mulai aku kenal dekat sejak aku mulai kuliah. sebenarnya sejak masih sekolah aku juga  mulai tau dengan dia karna di kenalkan juga oleh seorang teman. sejak saat itulah kami mulai komunikasi baik itu lewat telpon maupun lewat jejaring sosial. membicarakan berbagai macam hal mulai dari masalah perkuliahan, hobi sampai masalah asmara..... :D

mungkin bisa di bilang dia adalah teman jauh yang paling dekat denganku. karna hobiku memang jalan2 jadi untuk mengunjungi se orang teman yang ada di seberang pulau sana bagiku adalah kepuasan tersendiri. tapi sayangnya aku baru bisa bertemu denganya 5 hari lagi. ok..... tak apa2 lah. selama lima hari ini aku ingin bersantai santai dulu dirumah sambil menikmati berbagai macam kue lebaran yang ada di rumah sepupuku. untuk kembali menaikkan berat badanku yang sempat hilang selama bulan puasa.

hari yang di nanti pun datang. jumat sore itu tgl 24 agustus 2012. di salah satu kampus Unmul yang berwarna biru. duduk di bawah pohon jambu air dari kejauhan aku melihat seorang wanita melambaikan tangan dari jauh. ya..... itulah Hesti, selama sekitar 4 tahun kami berteman baru kali ini kami bisa bertemu. ketika pertma kali melihat Hesti sempat terbersit di pikranku, jika saja ada seseorang lagi yang ikut bersama ku ke samarinda mungkin saja (pasti) orang itu  akan sangat menyesal ketika bertemu dengan Hesti. menyesal atas keputusan yang pernah dia ambil....... :D

setidaknya kali ini aku bisa menepati janji ke seseorang untuk bisa menemuinya, walaupun dulu aku sempat berpikir mustahil aku bisa pergi sejauh itu hanya untuk menemui seseorang. tapi entah kenapa segala sesuatunya di mudahkan. keinginan dan janjiku utk bisa menemui Hesti akhirnya tercapai juga. walaupun yang sebenarnya dia harapkan untuk menemuinya pertama kali bukanlah aku.

sore itu ditemani adikku, kami bertiga sempat berjalan di sekitar Balaikota Samarinda dan GOR Segiri. akupun bisa langsung akrab dengan dia, mungkin karna kami sudah lama saling kenal walaupun baru pertama kali itu bertemu. mungkin dia sedikit agak risih dengan sikapku yang sedikit banyak omong dan terlihat tidak sopan di depan orang baru.


pertemuan awal kami waktu itu cukup berkesan. kami juga sempat sedikit foto-foto sekedar untuk kenangan. o iya..... sedikittentang karakteristik Hesti yang menurutku anak ini cukup manis. berperawakan kecil dan dan berkulit sao matang.

pertemuan kami hari itu tidak berlangsung begitu lama dan rencana besok akan kami lanjutkan kembali.

hari sabtunya kami berencana untuk pergi mencari oleh oleh... alhasil rencana yang awalnya kami berangkat habis zuhur akhirnya baru terealisasi udah mau ashar. sabtu itu menjadi cukup menarik bagiku. pas malam harinya kami janji untuk bertemu dengan nya di tepian sungai mahakam. aku kembali pergi bersama adikku dan dia diantar oleh seorang temanya. satu hal yang membuat sempat teringat akan kampung halaman ketika melihat sungai ini. dulu sebelum berangkat ke jogja aku sempat pergi ke jembatan Siti Nurbaya di Padang. yang kondisinya nyaris sama dengan tepian sungai mahakam. dipenuhi dengan lampu-lampu yang menjadi penganti matahari di kala malam untuk menyinari sepasang muda mudi yang sedang menikmati masa mudanya bersama teman-teman. hamparan jalan raya yang luas dipenuhi kendaraan yang hilir mudik entah etah mau kemana. Jembatan Siti Nurbaya Dan Tepian Sungai Mahakam bagiku pribadi memilki kesamaan tersebut. cuma bedanya di Mahakam sungai nya lebih luas dan lebarrrrrr....

sedikit mencicipi wisata kuliner, yang entah apa nama makannya (aku sudah lupa). terasa sangat manis sampai-sampai  membuat perutku mual semalaman.

lagi-lagi disini kami sempat foto foto lagi sambil menelusuri tepian sungai mahakam di kala malam. dan yang sempat kurasakan adalah suasana Mahakam di siang hari dan di malam hari sunguh sangat berbeda. ya..... itu lah simbolis dari sebuah kota. dapat memberikan kenyaman tersendiri baik itu di malam hari maupun di siang hari.

pertemuan kami malam itu berakhir dengan perutku yang masih mual karna makanan yang terlalu manis tersebut (padahal aku  mesenya udah yang pedes). Besoknya kami berencana untuk bertemu lag di Islamic Centre Samarinda. Islamic Centre terbesar yang pernah aku kunjungi. dan mungkin besok adalah pertemuan terakhir kami.

dihari itu kami Kembali Foto-foto di Islamic Centre, menaiki menaranya yang bisa menampilkan pemanadangan kota Samrinda dari kejauhan. hamparan sungai mahakam yang di Hiasi beberapa potong kapal pengangkut batu bara. rumah2 penduduk yang tersusun rapi. dan hal sperti ini tidak bisa kutemukan di padang. kalupun bisa aku harus pergi ke Pabrik Semen padang yang ada di atas perbukitan.

sampai malamnya tiba..... sampai lah pada saat perpisahan. waktu tiga hari bersamanya bagi ku ibaratkan seperti mimpi. bagaimana tidak perteman kami yang berjalan selama hampir 4 tahun akhirnya terpuaskan juga dengan waktu hanya 3 hari untuk bisa saling bertemu. dalam diriku pribadi bertemu seseorang yang belum pernah kita temuai sebelumnya dan ketika bertemu kita hanya di beri kesempatan sediikit untuk bisa bersamanya, bagiku itu sangat nikmat dan sekaligus sangat menyedihkan. entah kenapa kali ini agak berbeda. memang sebelumnya aku juga pernah bertemu dengan teman jejaring sosial yang akrab dengan ku di kota lain. tapi ketika akan berpisah dengan mereka aku tidak merasakan hal yang aku rasakan ketika aku dengan Hesti. mungkin saja itu karna kami terlalu akrab.

ketika motor ku jalan yang kulihat dari kejauhan hanyalah hamparan sungai mahakam yang dhiasi lampu lampu kecil yang berkedip kedip seolah mereka memberikan lambaian tangan kepadaku untuk salam perpisahan. melihat pemandangan itu semua, entah kenapa meningalkan mhakam kali ini aku jadi sedih.

ketika ditanya apa yang spesial dari kota ini. aku akan menjawab: sebenarnya kota ini biasa2 saja. tidak lebih mearik dari kota padang dan lebih menarik dari kota2 lainya yang pernah ku kunjunngi. tapi yang membuat kota ini menjadi benar2 spesial di perjalanku kali ini adalah karna aku bisa bertemu dengan seorang teman di kota ini...



*sebuah coretan kecil untuk seorang teman di pulau sana...

  Hesty Daisy. :)
  












Senin, 30 April 2012

Perjalanan


07 maret 2011

Setelah satu minggu di jogja akhirnya bisa juga ke malioboro. Walalupun sebenarnya masih banyak waktu utk ku jalan-jalan di jogja. 3 atau 4 bulan terkadang memang bukan waktu yang lama dan aku hanya berharap kejadian ku waktu di malang dulu tidak terjadi lagi, karana hampir 4 bulan aku berada di malang tanpa sekali pun menginjakkan kakiku di Jatim Park maupun Kota batu.
Aku tergolong orang yang sangat suka jalan-jalan, selagi masih di padang setiap akhir pekan aku selalu pergi ke suatu tempat yang baru. kemana saja yang terlintas dalam pikiranku, kebanyakn aku jalan-jalan sendirian. Salah satu tempat favoritku untuk jalan jalan di sumbar adalah cupak, Solok. Lokasi nya berda di pinggang gunung talang dari sana kita bisa melihat danau singkarak dari kejauhan dan gunung talang yang berdiri dengan sombongnya. Juga ada tempat pemmadian air panas yang bisa kunikmati setiap sorenya.
Walaupun sekarang aku takkan lagi menemukan suasana itu, di saat sekarang lah aku mulai menjelajahi kota jogja seperti yang pernah ku lakukan di Padang. Aku suka wisata alam dan tidak terlalu suka dengan  tempat wisata yang ramai di datangi orang orang seperti di pusat perbelanjaan , bagiku pusat perbelanjaan itu sama saja dengan pasar kaki lima yang membedakanya hanyalah tempatnya saja.

Dan sore ini aku pergi ke malioboro yang menjadi pusat tujuan wisatawan utama di jogja. Apalagi sekarang sedang libur panjang, sudah bisa ku bayangkan betapa ramainya jalan jogja pada hari ini. ternyata benar, macet dimana mana dan tidak ada bedanya sperti di jakarta semua kendaraan yang lewat hari ini memiliki nomor polisi mulai dari A-Z (aku belum liat mobil dengan plat BA), yang pastinya bukan dari kota  jogja yang semuanya datang dari luar kota untuk menikmati liburan 3 hari ini ke jogja. Dan salah satu tujuan mereka adalah malioboro.

Di sepanjang perjalanan aku bisa melihat dengan jelas perbedaan antara kota padang dan kota jogja. Jogja memiliki tata kota yang rapi. Pencampuran antara budaya kuno dan budaya modern sangat terasa disini. Beberapa dari lokasi peninggalan kerajaan  masih sangat terasa di sini. Bekas benteng kraton yang masih bisa berdiri dengan kokohnya menajadi bukti akan kekuatan masa lalu indonesia yang sangat besar. 

Kebersihan kota yang sangat terjaga, nyaris aku melihat tak ada sampah di jalan kota jogja. Tapi tak satupun aku lihat ada petugas kebersihan pada hari itu. Ini membuktikan bahwa kesadaran masyarakat akan lingkungan yang sangat tinggi. Pernah suatu saat aku di ajak mas hiza ke pasar utk membeli persedian dapur. Pasarnya tidak seperti yang pernah kulihat di padang. Disini sangat rapi dan bersih walaupun banyak orang berjualan sayuran dan ikan. nyaris aku tidak mencium bau yang aneh dan air yang berserakan dimana mana yang membuat jalan menjadi becek dan membuat kita malas utk pergi ke pasar. Sedangkan di Padang atau pun di Pariaman, Mau hujan atau tidak pasarnya tetap saja becek, entah dari mana pula air itu berasal.

Sebelum sampai di malioboro, aku sempat melewati beberapa tempat. Seperti UGM yang kalau menurutku susana nya sama dengan di Unand. Wilayah kampus yang menyenangkan dikelilingi dengan pepohonan yang membuat tenang hati para mahasiswa. Jalanan utama kampus yang di lapisi dengan pavin blok sehingga membuat ban motor  jadi berbunyi-bunyi seperti ketika ban motor kita kempes sehingga mengingatkan akan perjalan ku ke Unand untuk menuju Andalalas Animation yang kulakukan hampir tiap hari. Dan inilah hari pertama aku ingat akan Andalas Animation sejak aku berada di jogja. Kampus UGM ini mengingatkan ku akan Unand. Dulu aku sempat bingung aku ini mahasiwa Unand atau masiswa UPI?? :D

 Kampus yang cukup besar walupun tidak sebesar Unand dan tidak seperti kampus ku yang sumpek tentunya.

Selanjutnya melewati tugu jogja yang karna sore ini kendaraan sangat ramai jadi aku tak sempat foto foto2 di sana. Dan akhirnya aku sampai juga di malioboro. Awalnya aku tidak sadar kalau sudah sampai di maliboro. Di pikiran awalku apa bedanya malioboro dengan jalan-jalan lainya di jogja. Setelah parkir motor aku melihat ke ujung jalan. Yang aku lihat hanyalah se abrek motor dan sekerumunan orang orang yang berjalan kaki. deretan toko-toko dengan berbagai macam  merk . motor-motor disini diparkir di tempat pejalan kaki saja. Tidak ada area parkir khusus sepertinya sehingga ruang untuk pejalan kaki semakin sempit. Sedangkan untuk jalur kendaraan roda empatnya seprtinya ada dua jalur dijadikan satu jalur dengan jalur searah. Jalur yang satu lagi dijadikan untk pejalan kaki,are parkir motor dan becak.


 

 Satu hal yang terlintas dalam pikiran ku adalah tempat ini sangat menyesakkan nafas. Panjang jalan malioboro mungkin tidak sampai 1 KM. Tapi jalan ini sudah menjadi fenomea di kalangan para wisatawan. Aku jugga tidak tau banyak tentang sejarah jalan Malioboro sehingga menjadi suatu tempat yang spesial di jogja ini. menurut pendapatku Maliboro itu biasa saja. Tidak ada bedanya dengan jalan di depan kampusku yang juga setiap hari dikerumuni banyak orang, berbagai macam toko, dan area parkir tepi jalan yang cukup luas tentunya. Ataupun jalanan sekitar simpang tabuik di pariaman yang bagiku memiliki nilai eksotis tersendiri. Malah menurutku jauh lebih menarik jalanan di sekitar pasar atas dan pasar bawah di bukit tinggi. 

Sejarah pulalah yang membuat Malioboro menjadi spesial. Malioboro mulai di kenal dengan pusat perdagangan Tionghoa dulunya, kesuksesan Malioboro sebagai pusat souvenier mungkin tidak terlepas juga dari kecakpan berdagang para keturunan China ini. dengan berbagai macam intrik yang ada di dalamnya. Malioboro pernah juga menjadi saksi bisu penangkapan soekarno pada saat Agresei Belanda 2. dan saksi bisu pertempuran 6 jam. Malioboro juga menjadi pangguang bagi para seniman jalanan. budaya lesehan yang menjadi tradisi masyarakat jogja. menjadi keunikan tersendiri yang terlihat di sepanjang jalan satu garis ini. Apapun itu sejarahnya yang pasti tidak lepas dengan peran serta promosi pariwisata. Beberapa saat kulihat sebelu berangkat ke jogja, ada banyak sekali website, portal, maupun blog yang memuat tentng pariwisata di jogja dan segala macam pendukungnya. Tidak sperti yang kulihat untuk pariwisata sumbar. Spertinya Cuma ada beberpa portal yang menyedakan beberapa informasi mengenai pariwisata sumbar. Itupun tidak lengkap.

 
Aku yakin tidak ada satupun di pulau jawa yang memilki pantai yang lebih indah dari pada pantai di Sumbar. tidak ada satupun wilayah di jawa yang memilki udaara se sejuk di bukittinggi. tidak satupun di pulau jawa atau malah di Indonesia sekalipun yang memiliki makanan se enakan masakan Padang. Pernah salah satu orang temanku disini mengatakan bahwa “sepertinya enak ya klo tinggal di padang, tiap hari makan masakan Padang”.  dan tidak satupun daerah di jawa bisa melihat danau singkarak dari pinggang gunung Talang (tentu saja kan, danau singkarak dan gunung Talang Cuma ada di Sumbar)

Aku memang belum terlalu banya mengunjungi beberapa wilayah di pulau jawa. Aku juga belum pernah menetap lebih dari satu bulan di daerah yang bebahasa Sunda. Tapi setidaknya dengan pengalaman yang secuil ini bisa membuka mataku akan budaya indonesia yang sangat kaya dan juga segala macam ironinya. merasakan berbagai perbedaan budaya selama ini membuat pikiranku semakin terbuka. Banyak hal akan kupelajari selama aku berada di jogja ini. sama halnya yang kurasakan waktu aku beradadi jawa timur dulu. Perjalananku empat bulan kedepan bisa ku bilang sebagai pertapaan. Aku akan lebih banyak merenungkan diriku sendiri selama sebulan ke depan.  Setala aku selesai dengan diriku sendiri aku akan mulai dengan membuka diri terhadan orang lain. 

Kembali lagi ke malioboro... aku berjalan kaki dar ujung ke ujung  malioboro. Dan yang kullihat hanyalah sesak sekian banya orang. Berbagai macam souvenis khas kota jogja pun bisa di lihat disini. Pengen beli sih, tapi aku yakin harga yang disini pasti lebih mahal 2 kali lipat di banding dengan harga souvenis lain di tempat lain di jogja dengan kualitas yang sama. Ada banyak juga makanan khas jogja yang aku lihat disini (sayangnya Cuma sekedar lihat). Ada beberapa orang seniman jalanan yang sedang bermain musik. Inilah kesan pertama yang ku dapatkan di malioboro. Klo boleh jujur tida ada yang spesial dari Malioboro. Kecuali ada sebuah patung unik yang sangat besar bebentuk separo tubuh manusia yang dari pingang kebawah. Selebihnya jalanan maliboro tidak jauh beda dengan jalan di Pasar Raya Padang namun lebih bersih. 

 
Karna aku kurang begitu suka keramaian, jadi suasana di malioboro kali ini kurang mendukung suasana hati ini. rasanya tak mungkin jugalah malioboro bisa sepi. Setidaknya aku senang bisa sampai di tempat ini. dan satu hal yang menarik yang aku salut sebagai keturunan Minang. Kemanapunaku pergi selama ini asalkan itu pusat keramaian pasti ada orang padang di sana. Hari ini aku melihat orang padang yang berjualan aksesoris yang sedang menelpon. Aku bangga dengan darah Minangku.

Hikmah perjalan kali ini. sesuatu yag kita anggap luar biasa sebelumnya mungkin akan menjadi hal yang biasa setelah kita melihatnya langsung. Itulah yang akan membuat kita mempunyai keinginan untuk selalu mencari hal hal yang baru. Seperti di malioboro kali ini, sebelumnya aku sangat ingin sekali pegi ke malioboro sudah terbayang dalam pikiran ku seperti apa malioboro itu nanti. Seperti yang kulihat di foto website pariwisata malioboro yang sangat indah. Dan ternyata foto selalu menipu. Semakin kita sering menjajaki suatu tempat disana pulalah akan tumbuh dalam pikiran kita untuk bisa pergi ketempat lain. Mencari ilmu baru, saudara baru, pengalaman baru dan semua hal yang belum pernah terlintas dalam pikiran kita sebelumnya.

 Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.

Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang

Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa

Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran

Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Imam Syafi’i